Menelisik
Sajian Koregrafi “CHAKIL SQUAD”
Endang
Kumala Ratih, 2014.1.111.1148/Kritik Tari/Seni Tari.6/STKWS/2017.
Dosen
: R. Djoko Prakosa
Chakil Squad
merupakan sebuah kelompok yang berdomisili di Yogyakarta. Group tari ini selalu
berinovasi dengan karya-karya tari tradisi, modern dan kontemporer. Kelompok
ini berdiri tahun 2007, dimana Chakil Squad ini dulunya adalah sebuah kelompok
kecil yang selalu aktif berkompetisi di ajang kompetisi modern dance.
Diantaranya seperti Let’s Dance Dare to Dance dan beberapa kompetisi besar
lainnnya. Chakil Squad juga sering andil dalam event undangan. Chakil Squad
memiliki komitmen untuk selalu tampil beda sehingga memunculkan ciri khas yang
berkesan. Salah satu ciri khas Chakil Squad adalah gerakan chakil. Chakil
sendiri merupakan salah satu tokoh wayang yaitu Buto Kecil yang sangat tangkas,
lincah, dan sigap. Menurut Chakil Squad, ikon inilah yang jarang digunakan
sebagai symbol Dance Crew. Dalam setiap karya-karya Chakil Squad, pasti selalu
ada unsur-unsur tradisi dan kontemporer. Chakil Squad sepakat untuk
mengembangkan serta melestarikan budaya, walaupun demikian, Chakil Squad tetap
membuka diri dengan seni modern. Sehingga semua karya Chakil Squad bisa
diterima semua kalangan masyarakat. (Page source : chakilsquadartcommunity.blogspot.com)
A.
SAJIAN
Adegan 1 : Muncul 3 orang penari laki-laki yang
mengenakan kostum bagian atas kaos singlet warna hitam dan kostum bagian bawah
menggunakan celana kain yang menyerupai rok berwarna biru dengan kombinasi kain
batik berwarna putih. Pada adegan ini dibuka dengan music reog dan dilanjutkan
suara dari terompet reog yang cukup panjang dan pada saat itu ketiga penari
salto secara bergantian. Kemudian berganti dengan music pop berbahasa inggris
dan ketiga penari itu mulai menari modern dan gerakannya sedikit patah-patah.
Lalu dilanjutkan dengan gerakan-gerakan yang menimbulkan kesan lucu. Dan salah
satu penari memperagakan gerak seorang lelaki yang memberikan bunga kepada
wanitanya. Namun disitu yang diberikan tetap kepada salah satu penari laki-laki
yang lain dan dilanjutkan dengan joget dangdut dan diiringi dengan music pop
yang sudah dirubah menjadi music dangdut.
Setelah beberapa menit kemudian dilanjut lagi dengan modern dancer yang
gerakannya menimbulkan kesan patah-patah.
Adegan 2 :
Berjalan
3 orang penari perempuan memasuki panggung dengan sangat pelan dengan hadapan
yang mengarah lurus kedepan. Dengan kostum bagian atas menggunakan kaos singlet
berwarna hitam dan celana kain yang menyerupai rok berwarna hitam dengan
dikombinasi kain batik berwarna coklat. Namun, ketiga penari laki-laki tetap
bergerak. Kemudian secara serentak mereka melompat bersamaan dan berpose 1
penari perempuan pose berdiri 5 penari yang lain pose dengan posisi badan
ditekuk kebawah kaki kanan lurus kesamping kanan, kaki kiri tanjak kepala
menunduk kebawah. Kemudian 1 penari laki-laki berdiri dan menari modern dengan
gerakan mengalir kemudian diikuti dengan penari yang lain dengan gerakan yang
berbeda-beda sambil berpindah tempat dan disetiap gerakan diberitekanan.
Setelah sampai di posisinya masing-masing mereka berenam menari modern.
Beberapa menit kemudian 3 penari laki-laki keluar dari panggung.
Adegan 3 :
Ketiga
penari perempuan menari kontemporer dengan music yang lama kelamaan semakin
hilang. Para penari perempuan menari dengan focus gerakan-gerakan olah tubuh
dan tanpa menggunakan musik. Yang diawali 1 penari perempuan dipojok depan dengan posisi badan handstand,
2 penari perempuan di pojok belakang dengan posisi badan ditekuk dan tangan
lurus ke depan mengarah ke penari yang ada dipojok depan. Kemudian 2 penari
berjalan beberapa langkah mengarah kepojok. Dan 1 penari yang ada dipojok depan
bergerak dengan gerakan meroda yang diulang-ulang. Kemudian ketiga penari
perempuan itu duduk dan membetuk tubuhnya terlentang dan punggung diangkat
keatas sehingga membentuk seperti meja. Kemudian duduk, kedua kaki ditekuk dan
dirapatkan didepan dada dan berguling melingkar secara bersamaan. Ketiga penari
itu berdiri dan yang satu berlari kearah kanan dan yang dua lari keluar dari
panggung.
Adegan 4 :
Satu
penari perempuan ini kemudian menekuk badannya kebelakang dan menghadap keatas.
Kemudian masuk satu penari laki-laki yang langsung melompati tubuh penari
perempuan tersebut langsung melakukan gerakan roll depan dan handstand dan
diikuti penari perempuan melakukan gerakan handstand. Kemudian bersama-sam
melakukan gerakan meroda dan gerkan seperti pencak silat dan sedikit gerakan
ballet. Dan masuk lagi dua penari laki-laki, dan bersama-sama menari dengan
gerakan chakil kemudian satu penari perempuan keluar dari panggung. Dan ketiga
penari laki-laki masing-masing menempati pojok kanan dan kiri, yang satunya
lagi ditengah belakang.
Adegan 5 :
Para
penari laki-laki berjalan mundur menuju ketengah-tengan bersamaan dengan itu
ketiga penari perempuan masuk dengan berjalan pelan menuju tengah dan mereka
bergerombol kemudian menari tradisi dengan diiringi music yang kesannya sedikit
sacral dan dinamis. Yang perempuan menari dengan gerakan gambyong sedangkan
yang laki-laki menggunakan gerakan jojoran. Kemudian para penari laki-laki
masing-masing menggendong penari merempuan diatas pundak mereka tapi tetap
dengan menari tradisi kemudian penari perempuan turun yang satu keluar dari
panggung,kelima penari yang lain menari dengan gerakan chakil yang dikombinasi
dengan gerakan olah tubuh dan silat. Kemudian dua penari laki-laki dan
perempuan keluar dari panggung. Dan tersisa satu penari laki-laki.
Adegan 6 :
Masuklah
satu penari perempuan yang berjalan menujupenari laki-laki kemudian mereka
berdua melakukan gerakan-gerakan olah tubuh yang menggambarkan sepasang
kekasih. Dengan sesekali berpose pada gerakan-gerakan yang hanya menggunakan
satu tumpuan. Kemudian kedua penari tersebut keluar dari panggung.
Adegan 7 :
Semua
penari masuk dengan gerakan meroda dan salto secara bergantian kemudian
bersama-sama menari kontemoporer secara serempak yang didasari dengan gerakan
chakil, dan dikombinasi dengan gerakan-gerakan olah tubuh dan pencak silat.
Seperti splid, menendang, dan gerakan tradisi seperti jojoran, tanjak dsb.
Kemudian diakhiri dengan pose satu penari perempuan dengan posisi badan kebawah
dengan tumpuan tangan dan kepala, kaki dangkat keatas dan ditekuk setengah
lingkaran. Satu penari laki-laki dengan posisi jengkeng dan tangan kanan lurus
kebelakang, tangan kiri didepan dan sedikit ditekuk. Dan berada di sebelah
penari perempuan. Dua penari laki-laki dibelakang dengan posisi tanjak dan
menggendong penari perempuan yang duduk dipundak masing-masing penari. Yang
laki-laki tangan kanan lurus kebelakang, tangan kiri didepan dan sedikit
ditekuk. Sedangkan posisi tangan penari perempuan yang di gendong membentuk
tangan pada saat gerakan chakil.
B.
ANALISA
Berdasarkan
video yang sudah saya lihat dan saya paparkan diatas, dari setiap penampilan
dapat dianalisis yang berdasarkan unsur-unsur dalam tari yang meliputi gerak
sebagai medium pokok, tenaga, ruang, waktu, music, rias dan busana. Berikut
hasil dari analisis saya :
1.
Gerak
Gerak
adalah tanda suatu kehidupan, sehari-hari gerak menjadi dasar pokok karena itu
tak terpisahkan sebagai ciri hidup. Orang yang enerjik memanfaatkan gerak dalam
berbagai aktifitas. Para seniman menggerakkan jiwa dan imajinya sebagai awal
karyanya untuk dapat memberi rasa hayat kepada penonton. Sehubungan dengan itu
makna gerak menjadi latar belakang dalam budaya. Bertolak dari pemahaman
tersebut pengertian gerak tidak selalu fisik tetapi juga non fisik. Apa yang
dimaksud gerak oleh seniman seseorang tidak mesti sama (A. Tasman, 2014:1).
Sedangkan gerak sebagai medium pokok memiliki unsur yang terdiri dari tubuh,
ruang, waktu, dan tenaga.
Tata
gerak dalam tari ada tiga jenis :
a.
Gerak
Wantah
Gerak wantah merupakan gerak yang
mengangkat gerakan keseharian yang terdapat di alam sekitar atau meniru gerak
secara verbal.
b.
Gerak
Wadag
Gerak wadag adalah gerak keseharian yang
di olah menjadi lebih indah dan dijadikan gerak dalam tari. Dalam pengelolaan
menjadi lebih indah gerak keseharian tersebut mengalami prosesstilisasi atau penghalusan, yakni
pengelolaan gerak berdasarkan anatomi tubuh manusia. Bisa juga melalui proses distorsi atau pengrusakan. Pengrusakan
yang dimaksud disini masih dalam konteks keindahan dalam seni.
c.
Gerak
Tan Wadag
Gerak tari yang merupakan ciptaan baru sebagian bentuk ungkapan penuh untuk mengharapkan keindahan rasa. Pada tari sebagian lainnya terdapat gerak yang tidak atau
belum kita kenal sebelumnya atau tidak kita kenal dalam kehidupan alami
keseharian.
Dalam penampilan
chakil squad menurut saya para penari menggunakan ketiga jenis gerak tersebut.
Seperti gerak joget penari laki-laki yang jogetnya tak beraturan dengan
menggerakan semua badan dan mengangkat satu kaki, dan gerakan seperti salto,
rol depan, splid dan gerakan-gerakan olah tubuh dan gerak tarian modern yang
lain yang tak ditemukan atau dilakukan dalamkehidupan sehari-hari menurut saya
itu merupakan gerakan tan wadag. Sedangkan untuk gerak wantah dalam penampilan
chakil squad ditunjukan pada jalan kaki biasa yang dilakukan oleh ketiga penari
perempuaan yang berjalan masuk kedalam panggung. Dan untuk gerakan wadag ini seperti
gerakan-gerakan tradisi seperti tanjak yang jika dalam keseharian hanya membuka
kaki biasa yang kemudian proses stilisasi
dibuat sedikit merendah sperti kuda-kuda dan menjadi tanjak bila dalam gerakan
tari.
Gerakan dalam
video Chakil Squad ini merupakangerakan
kontemporer dan modern namun tetap berpatokan pada seni tradisi yaitu chakil
membuat kesan yang berebeda. Kemudian ditambah dengan gerakan-gerakan olah
tubuh dan pencak silat membuat tarian menjadi lebih kuat dan memukau.
2.
Tenaga
Dalam
melakukan gerak dibutuhkan tenaga. Gerak akan hidup dan bermakna jika mendapat
tenaga atau energi dari dalam tubuh. Komponen tenaga dalam mewujudkan sebuah
gerak tari menjadi sangat penting artinya untuk memunculkan karakter atau
penjiwaan seseorang yang sedang menari. Tenaga dalam tari dapat diatur oleh
penari untuk memunculkan watak dan dinamik. Keras lembutnya gerak yang muncul,
adalah hasil dari pengaturan tenaga yang dapat disalurkan melalui ekspresi
gerak.
Penggunaan tenaga dalam gerak tari
meliputi :
a.
Intensitas
berkaitan dengan kuantitas tenaga dalam tarian yang menghasilkan tingkat
ketegasan gerak.
b.
Aksen
atau tekanan muncul ketika gerakan dilakukan secara tiba-tiba dan kontras.
c.
Kualitas
berkaitan dengan cara penggunaan atau penyaluran tenaga.
Namun tidak hanya tenaga yang
dibutuhkan, kekuatan, kelenturan, dan keseimbangan tubuh sang penari juga sangat
dibutuhkan dalam penampilan chakil squad ini. Karena gerakan-gerakan para
penari kebanyakan menggunakan gerakan-gerakan olah tubuh jadi membutuhkan
kedisiplinan dalam proses latihan sehingga kekuatan, keseimbangan, dan
kelenturan dapat terbentuk sehingga menghasilkan gerak tari yang indah. Ini
terbukti dari gerakan-gerakan penari ketika membawakan gerakan duet antara
penari laki-laki dan perempuan. Dengan posisi penari perempuan berada di atas
penari laki-laki kemudian penari perempuan mengangkat salah satu kakinya
sejajar dengan tubuhnya dengan tangan kanan berpegangan dengan tangan kiri
penari laki-laki posisi penari laki-laki setengah duduk dengan pose tersebut
hanya bertumpuan pada kedua kaki penari laki-laki. Dan gerakan handstand,
meroda, rol depan dan belakang. Semuanya membutuhkan tenaga, kekuatan,
kelenturan, dan keseimbangan, yang sangat bagus.
3.
Unsur
Ruang
Unsur ruang yang dimaksudkan sebagai
unsur tari terbagi dua yakni ruang yang diciptakan oleh penari, dan ruang
pentas atau ruang tempat penari melakukan gerak.
a.
Ruang
yang diciptakan penari adalah ruang yang dibatasi oleh imajinasi penari berupa
jarak yang terjauh yang dapat dijangkau oleh tangan dan kakinya dalam posisi
tidak berpindah tempat. Sedangkan ruang yang diciptakan penari terkandung aspek-aspek
garis, volume, arah, dan level :
-
Garis
dimaksudkan berupa kesan yang ditimbulkan dari gerak tubuh penari ketika
menari. Contohnya dalam gerak tubuh penari dalam video Chakil Squad yang dapat
melengkung membentuk seperti meja menimbulkan kesan lentur dan tidak kaku.
Garis diagonal dan patah-patah menimbulkan garis yang dan berkesan patah-patah
seperti gerakan tari modern yang dibawakan para penari yang menimbulkan kesan
patah-patah. Dan garis tegak lurus membrikan kesan keseimbangan seperti ketika para
penari perempuan digendong oleh para penari laki-laki dengan posisi tegak lurus
sehingga dibutuhkan keseimbangan yang sangat bagus.
-
Volume
merupakan jangkauan gerak yang dibuat oleh penari yang tergantung besar
kecilnya pentas.Dalam gerakan yang dibawakan para penari Chakil Squad mereka
sangat memanfaatkan semua ruang mulai dari membentuk ruang yang kecil yang
dilakukan ketiga penari perempuan dengan gerakan duduk kemudian menekuk kedua
kaki dan ditempelkan didepan dada kemudian masing-masing penari berguling
membentuk lingkaran kecil. Hingga membuat volume yang besar dengan para penari
melakukan gerakan meroda dan salto ke setiap sudut panggung.
-
Arah
disini yang dimaksudkan adalah arah hadap penari ketika melakukan gerak yang
dapat berupa arah ke depan, ke samping dan ke belakang serta arah lainnya. Para
penarai chakil squad menggunakan berbagai arah hadap sesuai dengan kebutuhan
dan arah hadap itu mengikuti arah gerak tari mereka. Seperti ketika para penari
perempuan duduk dan kemudian mengarahkan tangan kanan lurus kedepan kemudian
badan membuat lingkaran jadi hadap mereka mengikuti arah tangan dan badan
mereka yaitu lurus kedepan.
-
Level
berkaitan dengan tingkat ketinggian dari posisi tubuh ketika melakukan gerakan
tari. Seorang penari dapat membuat level tertingginya ketika dia melakukan
gerakan melompat, atau level terendahnya ketika dia melakukan gerakan rebahan
di lantai pentas. Para penari menggunakan level terendah ketika melakukan gerak
cakil dengan posisi duduk, dan ketika para penari terlentang kemudian melakukan
rol. Tidak hanya menggunakan level bawah, para penari juga menggunakan level
tengah yang terlihat ketika para penari melakukan gerak tanjak dan gerakan yang
menggunakan tumpuan kedua lutut. Level berikutnya para penari juga menggunakan
level tertinggi yaitu ketika penari melakukan gerakan meroda.
b.
Ruang
pentas adalah Tata pentas atau tata panggung merupakan unsur yang paling
penting dalam pertunjukan tari. Disinilah sebuah karya tari yang diciptakan
oleh seorang kreator akan di pentaskan dihadapan penonton. Tata pentas
merupakan wujud dari kontruksi tata bangun yang dibutuhkan untuk pertunjukan
tari. Secara konvensional dikenal beberapa bentuk bangunan atau gedung yang
dapat dipergunakan dengan baik untuk pertunjukan tari. Bentuk bangunan yang
sudah dikenal adalah :
· Bentuk pendapa
· Bentuk
proccenium
· Bentuk arena
tapal kuda
· Bentuk arena
silinder
· Bentuk bebas
Karya
tari Chakil Squad ini dipentaskan diatas panggung yang berbentuk proscenium
tepatnya dipentaskan di dalam gedung TBY (Taman Budaya Yogyakarta). Panggung
procenium adalah panggung yang dapat dilihat hanya dari satu arah saja yaitu
dari depan. Dengan menampilkan karya tari di panggung proscenium timbulah kesan
dimensional yang menekankan keluasan ruang dalam batasan yang tegas.
4.
Unsur
Waktu
Selain ruang dan tenaga, unsur waktu
juga menentukan dalam membangun gerak tari. Dalam unsur waktu ada dua faktor
yang sangat penting yaitu ritme dan tempo. Ritme dalam gerak tari menunjukkan
ukuran waktu dari setiap perubahan detail gerak. Ritme lebih mengarah pada
ukuran cepat atau lambatnya setiap gerakan yang dapat diselesaikan oleh
penari.Tempo mengarah kepada kecepatan tubuh penari yang dapat dilihat dari
perbedaan panjang pendeknya waktu yang diperlukan. Gerak dengan tempo cepat
atau lambat, akan menentukan hidup dan dinamisnya sebuah tarian. Gerakan yang
dilakukan dengan tempo cepat akan berkesan aktif dan menggairahkan. Sedangkan
gerakan dengan tempo lambat berkesan tenang, agung, atau dapat membosankan.
Penggunaan tempo dan ritmedalam gerak
para penari sangat sesuai dan pas sehingga menghasilkan dinamika tubuh yang
indah. Itu sangat terlihat ketika para penari Chakil Squad bergerak tanpa
menggunakan music. Namun dengan pengaturan tempo dan ritme gerak dalam tubuh
setiap penari membuat music itu tetap terasa dari setiap gerakan yang keluar
dari tubuh para penari meskipun tanpa diiringi music.
5. Garap Musik
Dalam pembuatan
sebuah karya tidak hanya gerak yang dibutuhkan namun juga musik sebagai aspek
pendukung agar apa yang disampaikan kepada penonton lebih menarik. Seperti yang
dikatakan Murgianto dalam Wahyudianto (2007:81), “meskipun kedudukannya sebagai penunjang, sebagaimana kelaziman tarian
tradisional pada umumnya, kehadiran aspek musikal ini tidak dapat di abaikan.
Antara gerak dan aspek musikal dirasakan sangat lekat membentuk keutuhan rasa
tari. Kedudukan tari dalam suatu budaya sangat ditentukan oleh warna musik yang
terlahir dari budaya itu sendiri. Karena pada dasarnya secara tradisional tari
dan musik berasal dari sumber yang sama yaitu dorongan atau ritmis manusia”.Musik sebagai pengiring tari membantu
menghidupkan tari dalam hal irama, tema, penjiwaannya. Musik untuk iringan tari
dapat dikreasikan dalam berbagai jenis musik yang disesuaikan dengan bentuk,
gerak, dan tema tari. Musik yang digunakan dapat berupa musik gramatika barat
(diatonic) atau tradisional (pentatonis).
Music yang
digunakan dalam video Chakil Squad merupakan music diatonic. Dalam penampilan
karya tari dalam video Chakil Squad para penari menggunakan music pop yang sudah
jadi kemudian di potong sesuai kebutuhan dan digabungkan kembali menjadi satu
kesatuan music yang utuh dan dipadukan dengan efek orang menangis dan diberi
sedikit dialog dalam music tersebut yang menggambarkan orang memberi bunga dan
ada music berbahasa inggris namun nadanya dirubah menjadi music dangdut. Namun
ditengah-tengah penampilan tidak menggunakan music hanya menampilkan
gerakan-gerakan tubuh. Dan dilanjutkan kembali menggunakan music hingga akhir
penampilan. Dan dengan pengaturan tempo dan ritme itulah keserampakan gerak
tiap penari dapat terlihat kompak meskipun ada gerakan yang dibawakan penari
satu dengan penari lainnya berbeda tetapi tetap terlihat rampak.
6.
Desain
rias dan busana
Unsur-unsur
fisual sebagai pendukung terwujudnya maksud dari tema tari yang dipikirkan
secara rinci dan cermat. Tata rias dan busana misalnya menjadi bagian penting
karena sebagai perwujudan karakter, maka penampakan secara fisik menjadi
perhatian yang khusus.
Tata rias adalah
ilmu yang mempelajari tentang mempercantik diri dengan cara menyamarkan bagian
wajah yang kurang sempurna dan menonjolkan yang sempurna. Sedangkan pengertian
tata rias menurut Wahyudiyanto dalam bukunya pengantar pengetahuan tari adalah
: “penegasan tentang pembentukan rupa wajah manusia dan wajah-wajah lain
(binatang dan atau makhluk hidup yang lain) untuk mendapatkan kesan visual
seperti yang diharapkan” (Wahyudianto, 2007:60). Busana merupakan segala
sesuatunya yang dikenakan seseorang dari ujung rambut hingga ujung kaki.
Dalam video
Chakil Squad busana yang dikenakan penari laki-laki hanya mengenakan kaos
singlet berwarna hitam dan celana yang menyerupai rok berwarna biru yang
dikombinasi dengan kain batik bewarna putih. Sedangkan penari perempuan
mengenakan kaos singlet berwarna hitam dan celana yang menyerupai rok berwarna
hitam dan dkombinasidengan kain batik berwarna coklat. Menurut saya ini busana
ini cukup sesuai untuk gerakan mereka sehingga tidak mengganggu mereka dalam
menari.
Sedangkan untuk bagian wajah semua penari
hanya memakai bedak sehingga terlihat pucat. Mungkin untuk bagian wajah bisa
diberi seperti lukisan batik tapi hanya di sebagian wajah sehingga tidak
kelihatan pucat. Dan untuk rambut penari perempuan juga sudah bagus dan
mendukung sekali untuk bergarak namun bisa diberi sedikit warna untuk sebagian
rambut atau diberi gliter sehingga terlihat sedikit berwarna.
C.
SISI PANDANG
LAIN
Melihat
dari sisi zaman sekarang yang anak muda sudah tidak lagi melirik seni tradisi
lebih suka dengan yang modern. Karena dirasa seni tradisi sangatlah
membosankan. Dengan adanya video ini membuat suasana dan kesan yang baru.
Dengan gerakan kontemporer dan modern namun tetap berpatokan pada seni tradisi
yaitu chakil membuat kesan yang berebeda. Kemudian ditambah dengan
gerakan-gerakan olah tubuh dan pencak silat membuat tarian menjadi lebih kuat
dan memukau. Sehingga dapat menarik perhatian anak muda yang kemudian berfikir
bahwa seni tradisi itu menyenangkan bila dikembangkan dengan seni modern dan
kontemporer.
Dalam
tarian ini kekuatan, kelenturan, keseimbangan, dan kecepatan tubuh sangatlah
dibutuhkan. Para penari sudah mampu menguasai panggung dan menyesuaikan
gerakan-gerakan serta tempo dan kecepatan sehingga membuat suasana menjadi
lebih hidup. Dan dengan diselingi adegan lucu sehingga membuat suasana tidak
tegang terus menerus. Dengan melihat video ini ketika adegan menari tanpa music
juga memberi pelajaran bahwa gerakan tubuh juga bisa menghasilkan music, dengan
tempo dan tekanan tertentu serta pola lantai yang dibentuk dapat menghasilkan irama
yang indah. Dan disini tidak ada pembeda antara laki-laki dan perempuan. Bisa
juga menggambarkan bahwa posisi laki-laki dan perempuan bisa dikatakan sama.
Kemampuan perempuan tidak kalah dengan kemampuan laki-laki.