Senin, 10 Juli 2017

E Kumalaratih/teks esay/kritiktari/2017

Menelisik Sajian Koregrafi  “CHAKIL SQUAD”
Endang Kumala Ratih, 2014.1.111.1148/Kritik Tari/Seni Tari.6/STKWS/2017.
Dosen : R. Djoko Prakosa

           
Chakil Squad merupakan sebuah kelompok yang berdomisili di Yogyakarta. Group tari ini selalu berinovasi dengan karya-karya tari tradisi, modern dan kontemporer. Kelompok ini berdiri tahun 2007, dimana Chakil Squad ini dulunya adalah sebuah kelompok kecil yang selalu aktif berkompetisi di ajang kompetisi modern dance. Diantaranya seperti Let’s Dance Dare to Dance dan beberapa kompetisi besar lainnnya. Chakil Squad juga sering andil dalam event undangan. Chakil Squad memiliki komitmen untuk selalu tampil beda sehingga memunculkan ciri khas yang berkesan. Salah satu ciri khas Chakil Squad adalah gerakan chakil. Chakil sendiri merupakan salah satu tokoh wayang yaitu Buto Kecil yang sangat tangkas, lincah, dan sigap. Menurut Chakil Squad, ikon inilah yang jarang digunakan sebagai symbol Dance Crew. Dalam setiap karya-karya Chakil Squad, pasti selalu ada unsur-unsur tradisi dan kontemporer. Chakil Squad sepakat untuk mengembangkan serta melestarikan budaya, walaupun demikian, Chakil Squad tetap membuka diri dengan seni modern. Sehingga semua karya Chakil Squad bisa diterima semua kalangan masyarakat. (Page source : chakilsquadartcommunity.blogspot.com)
A.    SAJIAN
Adegan 1        : Muncul 3 orang penari laki-laki yang mengenakan kostum bagian atas kaos singlet warna hitam dan kostum bagian bawah menggunakan celana kain yang menyerupai rok berwarna biru dengan kombinasi kain batik berwarna putih. Pada adegan ini dibuka dengan music reog dan dilanjutkan suara dari terompet reog yang cukup panjang dan pada saat itu ketiga penari salto secara bergantian. Kemudian berganti dengan music pop berbahasa inggris dan ketiga penari itu mulai menari modern dan gerakannya sedikit patah-patah. Lalu dilanjutkan dengan gerakan-gerakan yang menimbulkan kesan lucu. Dan salah satu penari memperagakan gerak seorang lelaki yang memberikan bunga kepada wanitanya. Namun disitu yang diberikan tetap kepada salah satu penari laki-laki yang lain dan dilanjutkan dengan joget dangdut dan diiringi dengan music pop yang sudah dirubah  menjadi music dangdut. Setelah beberapa menit kemudian dilanjut lagi dengan modern dancer yang gerakannya menimbulkan kesan patah-patah.

Adegan 2        : Berjalan 3 orang penari perempuan memasuki panggung dengan sangat pelan dengan hadapan yang mengarah lurus kedepan. Dengan kostum bagian atas menggunakan kaos singlet berwarna hitam dan celana kain yang menyerupai rok berwarna hitam dengan dikombinasi kain batik berwarna coklat. Namun, ketiga penari laki-laki tetap bergerak. Kemudian secara serentak mereka melompat bersamaan dan berpose 1 penari perempuan pose berdiri 5 penari yang lain pose dengan posisi badan ditekuk kebawah kaki kanan lurus kesamping kanan, kaki kiri tanjak kepala menunduk kebawah. Kemudian 1 penari laki-laki berdiri dan menari modern dengan gerakan mengalir kemudian diikuti dengan penari yang lain dengan gerakan yang berbeda-beda sambil berpindah tempat dan disetiap gerakan diberitekanan. Setelah sampai di posisinya masing-masing mereka berenam menari modern. Beberapa menit kemudian 3 penari laki-laki keluar dari panggung.

Adegan 3        : Ketiga penari perempuan menari kontemporer dengan music yang lama kelamaan semakin hilang. Para penari perempuan menari dengan focus gerakan-gerakan olah tubuh dan tanpa menggunakan musik. Yang diawali 1 penari perempuan  dipojok depan dengan posisi badan handstand, 2 penari perempuan di pojok belakang dengan posisi badan ditekuk dan tangan lurus ke depan mengarah ke penari yang ada dipojok depan. Kemudian 2 penari berjalan beberapa langkah mengarah kepojok. Dan 1 penari yang ada dipojok depan bergerak dengan gerakan meroda yang diulang-ulang. Kemudian ketiga penari perempuan itu duduk dan membetuk tubuhnya terlentang dan punggung diangkat keatas sehingga membentuk seperti meja. Kemudian duduk, kedua kaki ditekuk dan dirapatkan didepan dada dan berguling melingkar secara bersamaan. Ketiga penari itu berdiri dan yang satu berlari kearah kanan dan yang dua lari keluar dari panggung.

Adegan 4        : Satu penari perempuan ini kemudian menekuk badannya kebelakang dan menghadap keatas. Kemudian masuk satu penari laki-laki yang langsung melompati tubuh penari perempuan tersebut langsung melakukan gerakan roll depan dan handstand dan diikuti penari perempuan melakukan gerakan handstand. Kemudian bersama-sam melakukan gerakan meroda dan gerkan seperti pencak silat dan sedikit gerakan ballet. Dan masuk lagi dua penari laki-laki, dan bersama-sama menari dengan gerakan chakil kemudian satu penari perempuan keluar dari panggung. Dan ketiga penari laki-laki masing-masing menempati pojok kanan dan kiri, yang satunya lagi ditengah belakang.

Adegan 5        : Para penari laki-laki berjalan mundur menuju ketengah-tengan bersamaan dengan itu ketiga penari perempuan masuk dengan berjalan pelan menuju tengah dan mereka bergerombol kemudian menari tradisi dengan diiringi music yang kesannya sedikit sacral dan dinamis. Yang perempuan menari dengan gerakan gambyong sedangkan yang laki-laki menggunakan gerakan jojoran. Kemudian para penari laki-laki masing-masing menggendong penari merempuan diatas pundak mereka tapi tetap dengan menari tradisi kemudian penari perempuan turun yang satu keluar dari panggung,kelima penari yang lain menari dengan gerakan chakil yang dikombinasi dengan gerakan olah tubuh dan silat. Kemudian dua penari laki-laki dan perempuan keluar dari panggung. Dan tersisa satu penari laki-laki.

Adegan 6        : Masuklah satu penari perempuan yang berjalan menujupenari laki-laki kemudian mereka berdua melakukan gerakan-gerakan olah tubuh yang menggambarkan sepasang kekasih. Dengan sesekali berpose pada gerakan-gerakan yang hanya menggunakan satu tumpuan. Kemudian kedua penari tersebut keluar dari panggung.

Adegan 7        : Semua penari masuk dengan gerakan meroda dan salto secara bergantian kemudian bersama-sama menari kontemoporer secara serempak yang didasari dengan gerakan chakil, dan dikombinasi dengan gerakan-gerakan olah tubuh dan pencak silat. Seperti splid, menendang, dan gerakan tradisi seperti jojoran, tanjak dsb. Kemudian diakhiri dengan pose satu penari perempuan dengan posisi badan kebawah dengan tumpuan tangan dan kepala, kaki dangkat keatas dan ditekuk setengah lingkaran. Satu penari laki-laki dengan posisi jengkeng dan tangan kanan lurus kebelakang, tangan kiri didepan dan sedikit ditekuk. Dan berada di sebelah penari perempuan. Dua penari laki-laki dibelakang dengan posisi tanjak dan menggendong penari perempuan yang duduk dipundak masing-masing penari. Yang laki-laki tangan kanan lurus kebelakang, tangan kiri didepan dan sedikit ditekuk. Sedangkan posisi tangan penari perempuan yang di gendong membentuk tangan pada saat gerakan chakil.

B.    ANALISA
Berdasarkan video yang sudah saya lihat dan saya paparkan diatas, dari setiap penampilan dapat dianalisis yang berdasarkan unsur-unsur dalam tari yang meliputi gerak sebagai medium pokok, tenaga, ruang, waktu, music, rias dan busana. Berikut hasil dari analisis saya :
1.     Gerak
Gerak adalah tanda suatu kehidupan, sehari-hari gerak menjadi dasar pokok karena itu tak terpisahkan sebagai ciri hidup. Orang yang enerjik memanfaatkan gerak dalam berbagai aktifitas. Para seniman menggerakkan jiwa dan imajinya sebagai awal karyanya untuk dapat memberi rasa hayat kepada penonton. Sehubungan dengan itu makna gerak menjadi latar belakang dalam budaya. Bertolak dari pemahaman tersebut pengertian gerak tidak selalu fisik tetapi juga non fisik. Apa yang dimaksud gerak oleh seniman seseorang tidak mesti sama (A. Tasman, 2014:1). Sedangkan gerak sebagai medium pokok memiliki unsur yang terdiri dari tubuh, ruang, waktu, dan tenaga.
Tata gerak dalam tari ada tiga jenis :
a.      Gerak Wantah
Gerak wantah merupakan gerak yang mengangkat gerakan keseharian yang terdapat di alam sekitar atau meniru gerak secara verbal.
b.     Gerak Wadag
Gerak wadag adalah gerak keseharian yang di olah menjadi lebih indah dan dijadikan gerak dalam tari. Dalam pengelolaan menjadi lebih indah gerak keseharian tersebut mengalami prosesstilisasi atau penghalusan, yakni pengelolaan gerak berdasarkan anatomi tubuh manusia. Bisa juga melalui proses distorsi atau pengrusakan. Pengrusakan yang dimaksud disini masih dalam konteks keindahan dalam seni.
c.      Gerak Tan Wadag
Gerak tari yang merupakan ciptaan baru sebagian bentuk ungkapan penuh untuk mengharapkan keindahan rasa. Pada tari sebagian lainnya terdapat gerak yang tidak atau belum kita kenal sebelumnya atau tidak kita kenal dalam kehidupan alami keseharian.
Dalam penampilan chakil squad menurut saya para penari menggunakan ketiga jenis gerak tersebut. Seperti gerak joget penari laki-laki yang jogetnya tak beraturan dengan menggerakan semua badan dan mengangkat satu kaki, dan gerakan seperti salto, rol depan, splid dan gerakan-gerakan olah tubuh dan gerak tarian modern yang lain yang tak ditemukan atau dilakukan dalamkehidupan sehari-hari menurut saya itu merupakan gerakan tan wadag. Sedangkan untuk gerak wantah dalam penampilan chakil squad ditunjukan pada jalan kaki biasa yang dilakukan oleh ketiga penari perempuaan yang berjalan masuk kedalam panggung. Dan untuk gerakan wadag ini seperti gerakan-gerakan tradisi seperti tanjak yang jika dalam keseharian hanya membuka kaki biasa yang kemudian proses stilisasi dibuat sedikit merendah sperti kuda-kuda dan menjadi tanjak bila dalam gerakan tari.
Gerakan dalam video Chakil Squad ini merupakangerakan kontemporer dan modern namun tetap berpatokan pada seni tradisi yaitu chakil membuat kesan yang berebeda. Kemudian ditambah dengan gerakan-gerakan olah tubuh dan pencak silat membuat tarian menjadi lebih kuat dan memukau.
2.     Tenaga
Dalam melakukan gerak dibutuhkan tenaga. Gerak akan hidup dan bermakna jika mendapat tenaga atau energi dari dalam tubuh. Komponen tenaga dalam mewujudkan sebuah gerak tari menjadi sangat penting artinya untuk memunculkan karakter atau penjiwaan seseorang yang sedang menari. Tenaga dalam tari dapat diatur oleh penari untuk memunculkan watak dan dinamik. Keras lembutnya gerak yang muncul, adalah hasil dari pengaturan tenaga yang dapat disalurkan melalui ekspresi gerak.
Penggunaan tenaga dalam gerak tari meliputi :
a.       Intensitas berkaitan dengan kuantitas tenaga dalam tarian yang menghasilkan tingkat ketegasan gerak.
b.       Aksen atau tekanan muncul ketika gerakan dilakukan secara tiba-tiba dan kontras.
c.       Kualitas berkaitan dengan cara penggunaan atau penyaluran tenaga.
Namun tidak hanya tenaga yang dibutuhkan, kekuatan, kelenturan, dan keseimbangan tubuh sang penari juga sangat dibutuhkan dalam penampilan chakil squad ini. Karena gerakan-gerakan para penari kebanyakan menggunakan gerakan-gerakan olah tubuh jadi membutuhkan kedisiplinan dalam proses latihan sehingga kekuatan, keseimbangan, dan kelenturan dapat terbentuk sehingga menghasilkan gerak tari yang indah. Ini terbukti dari gerakan-gerakan penari ketika membawakan gerakan duet antara penari laki-laki dan perempuan. Dengan posisi penari perempuan berada di atas penari laki-laki kemudian penari perempuan mengangkat salah satu kakinya sejajar dengan tubuhnya dengan tangan kanan berpegangan dengan tangan kiri penari laki-laki posisi penari laki-laki setengah duduk dengan pose tersebut hanya bertumpuan pada kedua kaki penari laki-laki. Dan gerakan handstand, meroda, rol depan dan belakang. Semuanya membutuhkan tenaga, kekuatan, kelenturan, dan keseimbangan, yang sangat bagus.
3.     Unsur Ruang
Unsur ruang yang dimaksudkan sebagai unsur tari terbagi dua yakni ruang yang diciptakan oleh penari, dan ruang pentas atau ruang tempat penari melakukan gerak.
a.      Ruang yang diciptakan penari adalah ruang yang dibatasi oleh imajinasi penari berupa jarak yang terjauh yang dapat dijangkau oleh tangan dan kakinya dalam posisi tidak berpindah tempat. Sedangkan ruang yang diciptakan penari terkandung aspek-aspek garis, volume, arah, dan level :
-        Garis dimaksudkan berupa kesan yang ditimbulkan dari gerak tubuh penari ketika menari. Contohnya dalam gerak tubuh penari dalam video Chakil Squad yang dapat melengkung membentuk seperti meja menimbulkan kesan lentur dan tidak kaku. Garis diagonal dan patah-patah menimbulkan garis yang dan berkesan patah-patah seperti gerakan tari modern yang dibawakan para penari yang menimbulkan kesan patah-patah. Dan garis tegak lurus membrikan kesan keseimbangan seperti ketika para penari perempuan digendong oleh para penari laki-laki dengan posisi tegak lurus sehingga dibutuhkan keseimbangan yang sangat bagus.
-        Volume merupakan jangkauan gerak yang dibuat oleh penari yang tergantung besar kecilnya pentas.Dalam gerakan yang dibawakan para penari Chakil Squad mereka sangat memanfaatkan semua ruang mulai dari membentuk ruang yang kecil yang dilakukan ketiga penari perempuan dengan gerakan duduk kemudian menekuk kedua kaki dan ditempelkan didepan dada kemudian masing-masing penari berguling membentuk lingkaran kecil. Hingga membuat volume yang besar dengan para penari melakukan gerakan meroda dan salto ke setiap sudut panggung.
-        Arah disini yang dimaksudkan adalah arah hadap penari ketika melakukan gerak yang dapat berupa arah ke depan, ke samping dan ke belakang serta arah lainnya. Para penarai chakil squad menggunakan berbagai arah hadap sesuai dengan kebutuhan dan arah hadap itu mengikuti arah gerak tari mereka. Seperti ketika para penari perempuan duduk dan kemudian mengarahkan tangan kanan lurus kedepan kemudian badan membuat lingkaran jadi hadap mereka mengikuti arah tangan dan badan mereka yaitu lurus kedepan.
-        Level berkaitan dengan tingkat ketinggian dari posisi tubuh ketika melakukan gerakan tari. Seorang penari dapat membuat level tertingginya ketika dia melakukan gerakan melompat, atau level terendahnya ketika dia melakukan gerakan rebahan di lantai pentas. Para penari menggunakan level terendah ketika melakukan gerak cakil dengan posisi duduk, dan ketika para penari terlentang kemudian melakukan rol. Tidak hanya menggunakan level bawah, para penari juga menggunakan level tengah yang terlihat ketika para penari melakukan gerak tanjak dan gerakan yang menggunakan tumpuan kedua lutut. Level berikutnya para penari juga menggunakan level tertinggi yaitu ketika penari melakukan gerakan meroda.
b.     Ruang pentas adalah Tata pentas atau tata panggung merupakan unsur yang paling penting dalam pertunjukan tari. Disinilah sebuah karya tari yang diciptakan oleh seorang kreator akan di pentaskan dihadapan penonton. Tata pentas merupakan wujud dari kontruksi tata bangun yang dibutuhkan untuk pertunjukan tari. Secara konvensional dikenal beberapa bentuk bangunan atau gedung yang dapat dipergunakan dengan baik untuk pertunjukan tari. Bentuk bangunan yang sudah dikenal adalah :
·       Bentuk pendapa
·       Bentuk proccenium
·       Bentuk arena tapal kuda
·       Bentuk arena silinder
·       Bentuk bebas
Karya tari Chakil Squad ini dipentaskan diatas panggung yang berbentuk proscenium tepatnya dipentaskan di dalam gedung TBY (Taman Budaya Yogyakarta). Panggung procenium adalah panggung yang dapat dilihat hanya dari satu arah saja yaitu dari depan. Dengan menampilkan karya tari di panggung proscenium timbulah kesan dimensional yang menekankan keluasan ruang dalam batasan yang tegas.
4.     Unsur Waktu
Selain ruang dan tenaga, unsur waktu juga menentukan dalam membangun gerak tari. Dalam unsur waktu ada dua faktor yang sangat penting yaitu ritme dan tempo. Ritme dalam gerak tari menunjukkan ukuran waktu dari setiap perubahan detail gerak. Ritme lebih mengarah pada ukuran cepat atau lambatnya setiap gerakan yang dapat diselesaikan oleh penari.Tempo mengarah kepada kecepatan tubuh penari yang dapat dilihat dari perbedaan panjang pendeknya waktu yang diperlukan. Gerak dengan tempo cepat atau lambat, akan menentukan hidup dan dinamisnya sebuah tarian. Gerakan yang dilakukan dengan tempo cepat akan berkesan aktif dan menggairahkan. Sedangkan gerakan dengan tempo lambat berkesan tenang, agung, atau dapat membosankan.
Penggunaan tempo dan ritmedalam gerak para penari sangat sesuai dan pas sehingga menghasilkan dinamika tubuh yang indah. Itu sangat terlihat ketika para penari Chakil Squad bergerak tanpa menggunakan music. Namun dengan pengaturan tempo dan ritme gerak dalam tubuh setiap penari membuat music itu tetap terasa dari setiap gerakan yang keluar dari tubuh para penari meskipun tanpa diiringi music.
5.     Garap Musik
Dalam pembuatan sebuah karya tidak hanya gerak yang dibutuhkan namun juga musik sebagai aspek pendukung agar apa yang disampaikan kepada penonton lebih menarik. Seperti yang dikatakan Murgianto dalam Wahyudianto (2007:81), “meskipun kedudukannya sebagai penunjang, sebagaimana kelaziman tarian tradisional pada umumnya, kehadiran aspek musikal ini tidak dapat di abaikan. Antara gerak dan aspek musikal dirasakan sangat lekat membentuk keutuhan rasa tari. Kedudukan tari dalam suatu budaya sangat ditentukan oleh warna musik yang terlahir dari budaya itu sendiri. Karena pada dasarnya secara tradisional tari dan musik berasal dari sumber yang sama yaitu dorongan atau ritmis manusia”.Musik sebagai pengiring tari membantu menghidupkan tari dalam hal irama, tema, penjiwaannya. Musik untuk iringan tari dapat dikreasikan dalam berbagai jenis musik yang disesuaikan dengan bentuk, gerak, dan tema tari. Musik yang digunakan dapat berupa musik gramatika barat (diatonic) atau tradisional (pentatonis).
Music yang digunakan dalam video Chakil Squad merupakan music diatonic. Dalam penampilan karya tari dalam video Chakil Squad para penari menggunakan music pop yang sudah jadi kemudian di potong sesuai kebutuhan dan digabungkan kembali menjadi satu kesatuan music yang utuh dan dipadukan dengan efek orang menangis dan diberi sedikit dialog dalam music tersebut yang menggambarkan orang memberi bunga dan ada music berbahasa inggris namun nadanya dirubah menjadi music dangdut. Namun ditengah-tengah penampilan tidak menggunakan music hanya menampilkan gerakan-gerakan tubuh. Dan dilanjutkan kembali menggunakan music hingga akhir penampilan. Dan dengan pengaturan tempo dan ritme itulah keserampakan gerak tiap penari dapat terlihat kompak meskipun ada gerakan yang dibawakan penari satu dengan penari lainnya berbeda tetapi tetap terlihat rampak.
6.     Desain rias dan busana
Unsur-unsur fisual sebagai pendukung terwujudnya maksud dari tema tari yang dipikirkan secara rinci dan cermat. Tata rias dan busana misalnya menjadi bagian penting karena sebagai perwujudan karakter, maka penampakan secara fisik menjadi perhatian yang khusus.
Tata rias adalah ilmu yang mempelajari tentang mempercantik diri dengan cara menyamarkan bagian wajah yang kurang sempurna dan menonjolkan yang sempurna. Sedangkan pengertian tata rias menurut Wahyudiyanto dalam bukunya pengantar pengetahuan tari adalah : “penegasan tentang pembentukan rupa wajah manusia dan wajah-wajah lain (binatang dan atau makhluk hidup yang lain) untuk mendapatkan kesan visual seperti yang diharapkan” (Wahyudianto, 2007:60). Busana merupakan segala sesuatunya yang dikenakan seseorang dari ujung rambut hingga ujung kaki.
Dalam video Chakil Squad busana yang dikenakan penari laki-laki hanya mengenakan kaos singlet berwarna hitam dan celana yang menyerupai rok berwarna biru yang dikombinasi dengan kain batik bewarna putih. Sedangkan penari perempuan mengenakan kaos singlet berwarna hitam dan celana yang menyerupai rok berwarna hitam dan dkombinasidengan kain batik berwarna coklat. Menurut saya ini busana ini cukup sesuai untuk gerakan mereka sehingga tidak mengganggu mereka dalam menari.
 Sedangkan untuk bagian wajah semua penari hanya memakai bedak sehingga terlihat pucat. Mungkin untuk bagian wajah bisa diberi seperti lukisan batik tapi hanya di sebagian wajah sehingga tidak kelihatan pucat. Dan untuk rambut penari perempuan juga sudah bagus dan mendukung sekali untuk bergarak namun bisa diberi sedikit warna untuk sebagian rambut atau diberi gliter sehingga terlihat sedikit berwarna.
C.    SISI PANDANG LAIN
Melihat dari sisi zaman sekarang yang anak muda sudah tidak lagi melirik seni tradisi lebih suka dengan yang modern. Karena dirasa seni tradisi sangatlah membosankan. Dengan adanya video ini membuat suasana dan kesan yang baru. Dengan gerakan kontemporer dan modern namun tetap berpatokan pada seni tradisi yaitu chakil membuat kesan yang berebeda. Kemudian ditambah dengan gerakan-gerakan olah tubuh dan pencak silat membuat tarian menjadi lebih kuat dan memukau. Sehingga dapat menarik perhatian anak muda yang kemudian berfikir bahwa seni tradisi itu menyenangkan bila dikembangkan dengan seni modern dan kontemporer.
Dalam tarian ini kekuatan, kelenturan, keseimbangan, dan kecepatan tubuh sangatlah dibutuhkan. Para penari sudah mampu menguasai panggung dan menyesuaikan gerakan-gerakan serta tempo dan kecepatan sehingga membuat suasana menjadi lebih hidup. Dan dengan diselingi adegan lucu sehingga membuat suasana tidak tegang terus menerus. Dengan melihat video ini ketika adegan menari tanpa music juga memberi pelajaran bahwa gerakan tubuh juga bisa menghasilkan music, dengan tempo dan tekanan tertentu serta pola lantai yang dibentuk dapat menghasilkan irama yang indah. Dan disini tidak ada pembeda antara laki-laki dan perempuan. Bisa juga menggambarkan bahwa posisi laki-laki dan perempuan bisa dikatakan sama. Kemampuan perempuan tidak kalah dengan kemampuan laki-laki.

kritiktari2017



Menelisik Sajian Koregrafi  “CHAKIL SQUAD”
Endang Kumala Ratih, 2014.1.111.1148/Kritik Tari/Seni Tari.6/STKWS/2017.
Dosen : R. Djoko Prakosa

           
Chakil Squad merupakan sebuah kelompok yang berdomisili di Yogyakarta. Group tari ini selalu berinovasi dengan karya-karya tari tradisi, modern dan kontemporer. Kelompok ini berdiri tahun 2007, dimana Chakil Squad ini dulunya adalah sebuah kelompok kecil yang selalu aktif berkompetisi di ajang kompetisi modern dance. Diantaranya seperti Let’s Dance Dare to Dance dan beberapa kompetisi besar lainnnya. Chakil Squad juga sering andil dalam event undangan. Chakil Squad memiliki komitmen untuk selalu tampil beda sehingga memunculkan ciri khas yang berkesan. Salah satu ciri khas Chakil Squad adalah gerakan chakil. Chakil sendiri merupakan salah satu tokoh wayang yaitu Buto Kecil yang sangat tangkas, lincah, dan sigap. Menurut Chakil Squad, ikon inilah yang jarang digunakan sebagai symbol Dance Crew. Dalam setiap karya-karya Chakil Squad, pasti selalu ada unsur-unsur tradisi dan kontemporer. Chakil Squad sepakat untuk mengembangkan serta melestarikan budaya, walaupun demikian, Chakil Squad tetap membuka diri dengan seni modern. Sehingga semua karya Chakil Squad bisa diterima semua kalangan masyarakat. (Page source : chakilsquadartcommunity.blogspot.com)
A.    SAJIAN
Adegan 1        : Muncul 3 orang penari laki-laki yang mengenakan kostum bagian atas kaos singlet warna hitam dan kostum bagian bawah menggunakan celana kain yang menyerupai rok berwarna biru dengan kombinasi kain batik berwarna putih. Pada adegan ini dibuka dengan music reog dan dilanjutkan suara dari terompet reog yang cukup panjang dan pada saat itu ketiga penari salto secara bergantian. Kemudian berganti dengan music pop berbahasa inggris dan ketiga penari itu mulai menari modern dan gerakannya sedikit patah-patah. Lalu dilanjutkan dengan gerakan-gerakan yang menimbulkan kesan lucu. Dan salah satu penari memperagakan gerak seorang lelaki yang memberikan bunga kepada wanitanya. Namun disitu yang diberikan tetap kepada salah satu penari laki-laki yang lain dan dilanjutkan dengan joget dangdut dan diiringi dengan music pop yang sudah dirubah  menjadi music dangdut. Setelah beberapa menit kemudian dilanjut lagi dengan modern dancer yang gerakannya menimbulkan kesan patah-patah.

Adegan 2        : Berjalan 3 orang penari perempuan memasuki panggung dengan sangat pelan dengan hadapan yang mengarah lurus kedepan. Dengan kostum bagian atas menggunakan kaos singlet berwarna hitam dan celana kain yang menyerupai rok berwarna hitam dengan dikombinasi kain batik berwarna coklat. Namun, ketiga penari laki-laki tetap bergerak. Kemudian secara serentak mereka melompat bersamaan dan berpose 1 penari perempuan pose berdiri 5 penari yang lain pose dengan posisi badan ditekuk kebawah kaki kanan lurus kesamping kanan, kaki kiri tanjak kepala menunduk kebawah. Kemudian 1 penari laki-laki berdiri dan menari modern dengan gerakan mengalir kemudian diikuti dengan penari yang lain dengan gerakan yang berbeda-beda sambil berpindah tempat dan disetiap gerakan diberitekanan. Setelah sampai di posisinya masing-masing mereka berenam menari modern. Beberapa menit kemudian 3 penari laki-laki keluar dari panggung.

Adegan 3        : Ketiga penari perempuan menari kontemporer dengan music yang lama kelamaan semakin hilang. Para penari perempuan menari dengan focus gerakan-gerakan olah tubuh dan tanpa menggunakan musik. Yang diawali 1 penari perempuan  dipojok depan dengan posisi badan handstand, 2 penari perempuan di pojok belakang dengan posisi badan ditekuk dan tangan lurus ke depan mengarah ke penari yang ada dipojok depan. Kemudian 2 penari berjalan beberapa langkah mengarah kepojok. Dan 1 penari yang ada dipojok depan bergerak dengan gerakan meroda yang diulang-ulang. Kemudian ketiga penari perempuan itu duduk dan membetuk tubuhnya terlentang dan punggung diangkat keatas sehingga membentuk seperti meja. Kemudian duduk, kedua kaki ditekuk dan dirapatkan didepan dada dan berguling melingkar secara bersamaan. Ketiga penari itu berdiri dan yang satu berlari kearah kanan dan yang dua lari keluar dari panggung.

Adegan 4        : Satu penari perempuan ini kemudian menekuk badannya kebelakang dan menghadap keatas. Kemudian masuk satu penari laki-laki yang langsung melompati tubuh penari perempuan tersebut langsung melakukan gerakan roll depan dan handstand dan diikuti penari perempuan melakukan gerakan handstand. Kemudian bersama-sam melakukan gerakan meroda dan gerkan seperti pencak silat dan sedikit gerakan ballet. Dan masuk lagi dua penari laki-laki, dan bersama-sama menari dengan gerakan chakil kemudian satu penari perempuan keluar dari panggung. Dan ketiga penari laki-laki masing-masing menempati pojok kanan dan kiri, yang satunya lagi ditengah belakang.

Adegan 5        : Para penari laki-laki berjalan mundur menuju ketengah-tengan bersamaan dengan itu ketiga penari perempuan masuk dengan berjalan pelan menuju tengah dan mereka bergerombol kemudian menari tradisi dengan diiringi music yang kesannya sedikit sacral dan dinamis. Yang perempuan menari dengan gerakan gambyong sedangkan yang laki-laki menggunakan gerakan jojoran. Kemudian para penari laki-laki masing-masing menggendong penari merempuan diatas pundak mereka tapi tetap dengan menari tradisi kemudian penari perempuan turun yang satu keluar dari panggung,kelima penari yang lain menari dengan gerakan chakil yang dikombinasi dengan gerakan olah tubuh dan silat. Kemudian dua penari laki-laki dan perempuan keluar dari panggung. Dan tersisa satu penari laki-laki.

Adegan 6        : Masuklah satu penari perempuan yang berjalan menujupenari laki-laki kemudian mereka berdua melakukan gerakan-gerakan olah tubuh yang menggambarkan sepasang kekasih. Dengan sesekali berpose pada gerakan-gerakan yang hanya menggunakan satu tumpuan. Kemudian kedua penari tersebut keluar dari panggung.

Adegan 7        : Semua penari masuk dengan gerakan meroda dan salto secara bergantian kemudian bersama-sama menari kontemoporer secara serempak yang didasari dengan gerakan chakil, dan dikombinasi dengan gerakan-gerakan olah tubuh dan pencak silat. Seperti splid, menendang, dan gerakan tradisi seperti jojoran, tanjak dsb. Kemudian diakhiri dengan pose satu penari perempuan dengan posisi badan kebawah dengan tumpuan tangan dan kepala, kaki dangkat keatas dan ditekuk setengah lingkaran. Satu penari laki-laki dengan posisi jengkeng dan tangan kanan lurus kebelakang, tangan kiri didepan dan sedikit ditekuk. Dan berada di sebelah penari perempuan. Dua penari laki-laki dibelakang dengan posisi tanjak dan menggendong penari perempuan yang duduk dipundak masing-masing penari. Yang laki-laki tangan kanan lurus kebelakang, tangan kiri didepan dan sedikit ditekuk. Sedangkan posisi tangan penari perempuan yang di gendong membentuk tangan pada saat gerakan chakil.

B.    ANALISA
Berdasarkan video yang sudah saya lihat dan saya paparkan diatas, dari setiap penampilan dapat dianalisis yang berdasarkan unsur-unsur dalam tari yang meliputi gerak sebagai medium pokok, tenaga, ruang, waktu, music, rias dan busana. Berikut hasil dari analisis saya :
1.     Gerak
Gerak adalah tanda suatu kehidupan, sehari-hari gerak menjadi dasar pokok karena itu tak terpisahkan sebagai ciri hidup. Orang yang enerjik memanfaatkan gerak dalam berbagai aktifitas. Para seniman menggerakkan jiwa dan imajinya sebagai awal karyanya untuk dapat memberi rasa hayat kepada penonton. Sehubungan dengan itu makna gerak menjadi latar belakang dalam budaya. Bertolak dari pemahaman tersebut pengertian gerak tidak selalu fisik tetapi juga non fisik. Apa yang dimaksud gerak oleh seniman seseorang tidak mesti sama (A. Tasman, 2014:1). Sedangkan gerak sebagai medium pokok memiliki unsur yang terdiri dari tubuh, ruang, waktu, dan tenaga.
Tata gerak dalam tari ada tiga jenis :
a.      Gerak Wantah
Gerak wantah merupakan gerak yang mengangkat gerakan keseharian yang terdapat di alam sekitar atau meniru gerak secara verbal.
b.     Gerak Wadag
Gerak wadag adalah gerak keseharian yang di olah menjadi lebih indah dan dijadikan gerak dalam tari. Dalam pengelolaan menjadi lebih indah gerak keseharian tersebut mengalami prosesstilisasi atau penghalusan, yakni pengelolaan gerak berdasarkan anatomi tubuh manusia. Bisa juga melalui proses distorsi atau pengrusakan. Pengrusakan yang dimaksud disini masih dalam konteks keindahan dalam seni.
c.      Gerak Tan Wadag
Gerak tari yang merupakan ciptaan baru sebagian bentuk ungkapan penuh untuk mengharapkan keindahan rasa. Pada tari sebagian lainnya terdapat gerak yang tidak atau belum kita kenal sebelumnya atau tidak kita kenal dalam kehidupan alami keseharian.
Dalam penampilan chakil squad menurut saya para penari menggunakan ketiga jenis gerak tersebut. Seperti gerak joget penari laki-laki yang jogetnya tak beraturan dengan menggerakan semua badan dan mengangkat satu kaki, dan gerakan seperti salto, rol depan, splid dan gerakan-gerakan olah tubuh dan gerak tarian modern yang lain yang tak ditemukan atau dilakukan dalamkehidupan sehari-hari menurut saya itu merupakan gerakan tan wadag. Sedangkan untuk gerak wantah dalam penampilan chakil squad ditunjukan pada jalan kaki biasa yang dilakukan oleh ketiga penari perempuaan yang berjalan masuk kedalam panggung. Dan untuk gerakan wadag ini seperti gerakan-gerakan tradisi seperti tanjak yang jika dalam keseharian hanya membuka kaki biasa yang kemudian proses stilisasi dibuat sedikit merendah sperti kuda-kuda dan menjadi tanjak bila dalam gerakan tari.
Gerakan dalam video Chakil Squad ini merupakangerakan kontemporer dan modern namun tetap berpatokan pada seni tradisi yaitu chakil membuat kesan yang berebeda. Kemudian ditambah dengan gerakan-gerakan olah tubuh dan pencak silat membuat tarian menjadi lebih kuat dan memukau.
2.     Tenaga
Dalam melakukan gerak dibutuhkan tenaga. Gerak akan hidup dan bermakna jika mendapat tenaga atau energi dari dalam tubuh. Komponen tenaga dalam mewujudkan sebuah gerak tari menjadi sangat penting artinya untuk memunculkan karakter atau penjiwaan seseorang yang sedang menari. Tenaga dalam tari dapat diatur oleh penari untuk memunculkan watak dan dinamik. Keras lembutnya gerak yang muncul, adalah hasil dari pengaturan tenaga yang dapat disalurkan melalui ekspresi gerak.
Penggunaan tenaga dalam gerak tari meliputi :
a.       Intensitas berkaitan dengan kuantitas tenaga dalam tarian yang menghasilkan tingkat ketegasan gerak.
b.       Aksen atau tekanan muncul ketika gerakan dilakukan secara tiba-tiba dan kontras.
c.       Kualitas berkaitan dengan cara penggunaan atau penyaluran tenaga.
Namun tidak hanya tenaga yang dibutuhkan, kekuatan, kelenturan, dan keseimbangan tubuh sang penari juga sangat dibutuhkan dalam penampilan chakil squad ini. Karena gerakan-gerakan para penari kebanyakan menggunakan gerakan-gerakan olah tubuh jadi membutuhkan kedisiplinan dalam proses latihan sehingga kekuatan, keseimbangan, dan kelenturan dapat terbentuk sehingga menghasilkan gerak tari yang indah. Ini terbukti dari gerakan-gerakan penari ketika membawakan gerakan duet antara penari laki-laki dan perempuan. Dengan posisi penari perempuan berada di atas penari laki-laki kemudian penari perempuan mengangkat salah satu kakinya sejajar dengan tubuhnya dengan tangan kanan berpegangan dengan tangan kiri penari laki-laki posisi penari laki-laki setengah duduk dengan pose tersebut hanya bertumpuan pada kedua kaki penari laki-laki. Dan gerakan handstand, meroda, rol depan dan belakang. Semuanya membutuhkan tenaga, kekuatan, kelenturan, dan keseimbangan, yang sangat bagus.
3.     Unsur Ruang
Unsur ruang yang dimaksudkan sebagai unsur tari terbagi dua yakni ruang yang diciptakan oleh penari, dan ruang pentas atau ruang tempat penari melakukan gerak.
a.      Ruang yang diciptakan penari adalah ruang yang dibatasi oleh imajinasi penari berupa jarak yang terjauh yang dapat dijangkau oleh tangan dan kakinya dalam posisi tidak berpindah tempat. Sedangkan ruang yang diciptakan penari terkandung aspek-aspek garis, volume, arah, dan level :
-        Garis dimaksudkan berupa kesan yang ditimbulkan dari gerak tubuh penari ketika menari. Contohnya dalam gerak tubuh penari dalam video Chakil Squad yang dapat melengkung membentuk seperti meja menimbulkan kesan lentur dan tidak kaku. Garis diagonal dan patah-patah menimbulkan garis yang dan berkesan patah-patah seperti gerakan tari modern yang dibawakan para penari yang menimbulkan kesan patah-patah. Dan garis tegak lurus membrikan kesan keseimbangan seperti ketika para penari perempuan digendong oleh para penari laki-laki dengan posisi tegak lurus sehingga dibutuhkan keseimbangan yang sangat bagus.
-        Volume merupakan jangkauan gerak yang dibuat oleh penari yang tergantung besar kecilnya pentas.Dalam gerakan yang dibawakan para penari Chakil Squad mereka sangat memanfaatkan semua ruang mulai dari membentuk ruang yang kecil yang dilakukan ketiga penari perempuan dengan gerakan duduk kemudian menekuk kedua kaki dan ditempelkan didepan dada kemudian masing-masing penari berguling membentuk lingkaran kecil. Hingga membuat volume yang besar dengan para penari melakukan gerakan meroda dan salto ke setiap sudut panggung.
-        Arah disini yang dimaksudkan adalah arah hadap penari ketika melakukan gerak yang dapat berupa arah ke depan, ke samping dan ke belakang serta arah lainnya. Para penarai chakil squad menggunakan berbagai arah hadap sesuai dengan kebutuhan dan arah hadap itu mengikuti arah gerak tari mereka. Seperti ketika para penari perempuan duduk dan kemudian mengarahkan tangan kanan lurus kedepan kemudian badan membuat lingkaran jadi hadap mereka mengikuti arah tangan dan badan mereka yaitu lurus kedepan.
-        Level berkaitan dengan tingkat ketinggian dari posisi tubuh ketika melakukan gerakan tari. Seorang penari dapat membuat level tertingginya ketika dia melakukan gerakan melompat, atau level terendahnya ketika dia melakukan gerakan rebahan di lantai pentas. Para penari menggunakan level terendah ketika melakukan gerak cakil dengan posisi duduk, dan ketika para penari terlentang kemudian melakukan rol. Tidak hanya menggunakan level bawah, para penari juga menggunakan level tengah yang terlihat ketika para penari melakukan gerak tanjak dan gerakan yang menggunakan tumpuan kedua lutut. Level berikutnya para penari juga menggunakan level tertinggi yaitu ketika penari melakukan gerakan meroda.
b.     Ruang pentas adalah Tata pentas atau tata panggung merupakan unsur yang paling penting dalam pertunjukan tari. Disinilah sebuah karya tari yang diciptakan oleh seorang kreator akan di pentaskan dihadapan penonton. Tata pentas merupakan wujud dari kontruksi tata bangun yang dibutuhkan untuk pertunjukan tari. Secara konvensional dikenal beberapa bentuk bangunan atau gedung yang dapat dipergunakan dengan baik untuk pertunjukan tari. Bentuk bangunan yang sudah dikenal adalah :
·       Bentuk pendapa
·       Bentuk proccenium
·       Bentuk arena tapal kuda
·       Bentuk arena silinder
·       Bentuk bebas
Karya tari Chakil Squad ini dipentaskan diatas panggung yang berbentuk proscenium tepatnya dipentaskan di dalam gedung TBY (Taman Budaya Yogyakarta). Panggung procenium adalah panggung yang dapat dilihat hanya dari satu arah saja yaitu dari depan. Dengan menampilkan karya tari di panggung proscenium timbulah kesan dimensional yang menekankan keluasan ruang dalam batasan yang tegas.
4.     Unsur Waktu
Selain ruang dan tenaga, unsur waktu juga menentukan dalam membangun gerak tari. Dalam unsur waktu ada dua faktor yang sangat penting yaitu ritme dan tempo. Ritme dalam gerak tari menunjukkan ukuran waktu dari setiap perubahan detail gerak. Ritme lebih mengarah pada ukuran cepat atau lambatnya setiap gerakan yang dapat diselesaikan oleh penari.Tempo mengarah kepada kecepatan tubuh penari yang dapat dilihat dari perbedaan panjang pendeknya waktu yang diperlukan. Gerak dengan tempo cepat atau lambat, akan menentukan hidup dan dinamisnya sebuah tarian. Gerakan yang dilakukan dengan tempo cepat akan berkesan aktif dan menggairahkan. Sedangkan gerakan dengan tempo lambat berkesan tenang, agung, atau dapat membosankan.
Penggunaan tempo dan ritmedalam gerak para penari sangat sesuai dan pas sehingga menghasilkan dinamika tubuh yang indah. Itu sangat terlihat ketika para penari Chakil Squad bergerak tanpa menggunakan music. Namun dengan pengaturan tempo dan ritme gerak dalam tubuh setiap penari membuat music itu tetap terasa dari setiap gerakan yang keluar dari tubuh para penari meskipun tanpa diiringi music.
5.     Garap Musik
Dalam pembuatan sebuah karya tidak hanya gerak yang dibutuhkan namun juga musik sebagai aspek pendukung agar apa yang disampaikan kepada penonton lebih menarik. Seperti yang dikatakan Murgianto dalam Wahyudianto (2007:81), “meskipun kedudukannya sebagai penunjang, sebagaimana kelaziman tarian tradisional pada umumnya, kehadiran aspek musikal ini tidak dapat di abaikan. Antara gerak dan aspek musikal dirasakan sangat lekat membentuk keutuhan rasa tari. Kedudukan tari dalam suatu budaya sangat ditentukan oleh warna musik yang terlahir dari budaya itu sendiri. Karena pada dasarnya secara tradisional tari dan musik berasal dari sumber yang sama yaitu dorongan atau ritmis manusia”.Musik sebagai pengiring tari membantu menghidupkan tari dalam hal irama, tema, penjiwaannya. Musik untuk iringan tari dapat dikreasikan dalam berbagai jenis musik yang disesuaikan dengan bentuk, gerak, dan tema tari. Musik yang digunakan dapat berupa musik gramatika barat (diatonic) atau tradisional (pentatonis).
Music yang digunakan dalam video Chakil Squad merupakan music diatonic. Dalam penampilan karya tari dalam video Chakil Squad para penari menggunakan music pop yang sudah jadi kemudian di potong sesuai kebutuhan dan digabungkan kembali menjadi satu kesatuan music yang utuh dan dipadukan dengan efek orang menangis dan diberi sedikit dialog dalam music tersebut yang menggambarkan orang memberi bunga dan ada music berbahasa inggris namun nadanya dirubah menjadi music dangdut. Namun ditengah-tengah penampilan tidak menggunakan music hanya menampilkan gerakan-gerakan tubuh. Dan dilanjutkan kembali menggunakan music hingga akhir penampilan. Dan dengan pengaturan tempo dan ritme itulah keserampakan gerak tiap penari dapat terlihat kompak meskipun ada gerakan yang dibawakan penari satu dengan penari lainnya berbeda tetapi tetap terlihat rampak.
6.     Desain rias dan busana
Unsur-unsur fisual sebagai pendukung terwujudnya maksud dari tema tari yang dipikirkan secara rinci dan cermat. Tata rias dan busana misalnya menjadi bagian penting karena sebagai perwujudan karakter, maka penampakan secara fisik menjadi perhatian yang khusus.
Tata rias adalah ilmu yang mempelajari tentang mempercantik diri dengan cara menyamarkan bagian wajah yang kurang sempurna dan menonjolkan yang sempurna. Sedangkan pengertian tata rias menurut Wahyudiyanto dalam bukunya pengantar pengetahuan tari adalah : “penegasan tentang pembentukan rupa wajah manusia dan wajah-wajah lain (binatang dan atau makhluk hidup yang lain) untuk mendapatkan kesan visual seperti yang diharapkan” (Wahyudianto, 2007:60). Busana merupakan segala sesuatunya yang dikenakan seseorang dari ujung rambut hingga ujung kaki.
Dalam video Chakil Squad busana yang dikenakan penari laki-laki hanya mengenakan kaos singlet berwarna hitam dan celana yang menyerupai rok berwarna biru yang dikombinasi dengan kain batik bewarna putih. Sedangkan penari perempuan mengenakan kaos singlet berwarna hitam dan celana yang menyerupai rok berwarna hitam dan dkombinasidengan kain batik berwarna coklat. Menurut saya ini busana ini cukup sesuai untuk gerakan mereka sehingga tidak mengganggu mereka dalam menari.
 Sedangkan untuk bagian wajah semua penari hanya memakai bedak sehingga terlihat pucat. Mungkin untuk bagian wajah bisa diberi seperti lukisan batik tapi hanya di sebagian wajah sehingga tidak kelihatan pucat. Dan untuk rambut penari perempuan juga sudah bagus dan mendukung sekali untuk bergarak namun bisa diberi sedikit warna untuk sebagian rambut atau diberi gliter sehingga terlihat sedikit berwarna.
C.    SISI PANDANG LAIN
Melihat dari sisi zaman sekarang yang anak muda sudah tidak lagi melirik seni tradisi lebih suka dengan yang modern. Karena dirasa seni tradisi sangatlah membosankan. Dengan adanya video ini membuat suasana dan kesan yang baru. Dengan gerakan kontemporer dan modern namun tetap berpatokan pada seni tradisi yaitu chakil membuat kesan yang berebeda. Kemudian ditambah dengan gerakan-gerakan olah tubuh dan pencak silat membuat tarian menjadi lebih kuat dan memukau. Sehingga dapat menarik perhatian anak muda yang kemudian berfikir bahwa seni tradisi itu menyenangkan bila dikembangkan dengan seni modern dan kontemporer.
Dalam tarian ini kekuatan, kelenturan, keseimbangan, dan kecepatan tubuh sangatlah dibutuhkan. Para penari sudah mampu menguasai panggung dan menyesuaikan gerakan-gerakan serta tempo dan kecepatan sehingga membuat suasana menjadi lebih hidup. Dan dengan diselingi adegan lucu sehingga membuat suasana tidak tegang terus menerus. Dengan melihat video ini ketika adegan menari tanpa music juga memberi pelajaran bahwa gerakan tubuh juga bisa menghasilkan music, dengan tempo dan tekanan tertentu serta pola lantai yang dibentuk dapat menghasilkan irama yang indah. Dan disini tidak ada pembeda antara laki-laki dan perempuan. Bisa juga menggambarkan bahwa posisi laki-laki dan perempuan bisa dikatakan sama. Kemampuan perempuan tidak kalah dengan kemampuan laki-laki.